Rizieq Shihab, mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), menyatakan bahwa Aksi reuni 411 tidak dilakukan untuk menuntut Suswono, calon wakil gubernur Jakarta, yang dilaporkan oleh sejumlah kelompok terkait dugaan penistaan agama.
Rizieq tidak ingin demonstrasi massa yang telah dilakukan sejak beberapa tahun ini digunakan oleh kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda.
Rizieq menyatakan dalam pesan yang dibacakan oleh salah seorang pimpinan aksi, Muhammad Alatas, bahwa kasus Suswono tidak sama dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok, atau Basuki Tjahaja Purnama, selama kampanye Pilkada 2017.
Habib Rizieq Sebut Kasus Suswono Beda dengan Ahok
Alatas membacakan pesan Rizieq tentang aksi di Patung Kuda, Jakarta, Senin, 4 November 2024, dengan mengatakan, “Catat, kasus Suswono dan kasus Ahok sangat berbeda.”
Rizieq mengatakan bahwa apa yang terjadi pada Suswono sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada Ahok karena Suswono langsung mengakui bahwa dia salah ketika dia bercanda tentang janda kaya yang menikahi pemuda yang tidak memiliki pekerjaan. Dia mencontohkan Siti Khadijah sebagai istri Nabi Muhammad.
Meskipun demikian, Ahok menegaskan bahwa dia tidak pernah mengakui bahwa dia bersalah atas pengutipan ayat dari surat Almaidah.
Suswono harus segera mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Ahok tidak pernah mengaku salah, bahkan mengancam bahwa dia dilindungi dan dibela oleh rezim Jokowi. Baru ketika dia terdesak oleh demo berulang kali, dia meminta maaf. Dia menyatakan, “Itu pun dengan bahasa bias jika dianggap salah.”
Rizieq juga menyatakan bahwa dalam kasus Suswono, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu hanya terpeleset lidah dan tidak bermaksud melakukan pelecehan agama dengan sengaja.
Tidak sengaja, Suwono baru sekali. Hanya terpeleset secara lisan, dia istighfar, mengaku salah, dan meminta maaf. Habib Rizieq juga menyatakan bahwa dia berterima kasih kepada para habaib dan ulama yang menegurnya.
Minta Kasus Ini Tidak Digoreng untuk Kepentingan Politik
Dalam acara lain, Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, dalam Pilkada Jakarta 2024.
Din meminta warga Jakarta untuk menahan diri dari pernyataan Suswono tentang “kartu janda”.
Dia meminta agar fokus masyarakat tetap pada program yang ditawarkan pasangan tersebut.
“Pak Suswono telah mengaku bersalah, meminta maaf, dan mencabut pernyataan yang dipermasalahkan itu,” kata Din dalam keterangan tertulis pada hari Selasa, 5 November 2024.
Din berharap, setelah permintaan maaf tersebut, tidak ada lagi orang yang mencoba menggunakan masalah itu untuk kepentingan politik.
Din mengatakan, “Dalam ajaran Islam, orang yang meminta maaf seyogianya dimaafkan, tidak malah digoreng ke mana-mana.”
Tanggapan Netizen Soal Pernyataan Habib Rizieq
Pernyataan Rizieq mendapat dukungan langsung dari warganet. Selain itu, akun X menyatakan bahwa meskipun Ahok tidak bermaksud menghina umat Islam, dia masih dibawa ke pengadilan.
Pak Ahok juga tidak sengaja, Pak Habib. Dia tidak pernah bermaksud menghina umat Islam. Akun X @MiskinTV_ menyindir, “Tapi kenapa didemo sampai akhirnya masuk penjara, Pak Habib?”
Lebih dari tujuh ribu orang menyukai cuitan, yang langsung menjadi viral. Selain itu, Warganet membanjiri kolom komentar dengan kritikan mendalam terhadap Rizieq Shihab karena dia dianggap hipokritis. Namun, ada beberapa orang yang membela sang habib.
Warganet berkomentar, “Karena (Ahok) dari kaum minoritas.”
Ini menunjukkan bahwa agama digunakan untuk menghancurkan lawan politik! Warganet mengatakan, “Makannya bodoh saja yang nyembah habib-habib yang tidak jelas.”
Warganet berkomentar, “Padahal Pak Ahok juga sempat minta maaf ke publik sebelum aksi mereka, tapi emang pada bodoh aja sih, termasuk dosen saya yang membuat saya hilang respek karena segitunya menginginkan orang di penjara.”
Warganet mengkritik tanggapan ini dengan mengatakan, “Coba yang reply ini gausa standar ganda, kalau sama-sama membela agama, yaitu Suswono juga didemo, diteriakin bunuh-bunuh, kalau tidak mah kalian benar-benar munafik, dan pasal penistaan agama berlaku untuk agama lain, dan kalian memaafkan segerombolan, pantes susah rukun.”
Itu benar. Dari awal, Ahok menjadi subjek kontroversi. Bukan kebetulan bahwa Al Maidah adalah puncak gunung es. Kebijakan sebelumnya benar-benar menarik perhatian. Warganet membela hal-hal seperti melarang pawai takbir dan kurban Ied di sekolah, antara lain.